Sabtu, 22 Juni 2013

laporan sterilisasi


Teknik sterilisasi  dalam kultur jaringan adalah suatu proses perlakuan terhadap bahan eksplan atau barang dimana pada akhir proses tidak terdapat mikroorganisme pada bahan atau barang tersebut(Diana 2004).Sterilisasi dilakukan terhadap bahan eksplan, alat – alatdissecting set, ruangan, laminar air flow, dan orang yang bekerja dengan kultur jaringan.Jenis – jenis sterilisasi yaitu: (1).Sterilisasi eksplan secara mekanik, digunakan untuk eksplan yang keras atau berdaging dengan cara melewatkan eksplan tersebut di atas lampu spiritus sebanyak tiga kali. Eksplan keras yang disterilisasi dengan cara ini antara lain adalah tebu, biji salak, bung, buah anggrek, kapulaga dan sebagainya. Sedangkan ekplan yang berdaging misalnya wortel, umbi, bawang pulith dan lain – lain. (2). Sterilisasi secara kimiawi,  digunakan untuk eksplan yang lunak (jaringan muda) seperti daun, tangkai daun, anther dan sebagainnya (Hendaryono& Wijayani1994).
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam sterilisasi eksplan ialah kondisi bahan eksplan, kondisi lingkungan (suhu, kelembaban, dan  intensitas cahaya), alat – alat dissecting set, keadaan ruangan, kondisi laminar air flow, cara kerja seseorang dalam mengkulturkan eksplan. Kondisi bahan eksplan yang digunakan diambil dari tanaman yang sehat tidak mengalami kotaminasi, berasal dari jaringan yang masih muda (jaringan yang sel – selnya bersifat meristematik). Kondisi lingkungan yang mendukung seperti, kelembaban yang optimum tidak terlalu tinggi maupun rendah.  Kelembaban yang terlalu rendah meyebabkan eksplan mudah terkontaminasi, dan kelembaban yang telalu  tinggi membuat media cepat mengering.  Suhu yang dibutuhkan sekitar 250C untuk menyimpan eksplan.  Pencahayaan umumnya membutuhkan intensitas  800 – 3000 lux untuk kondisi bercahaya atau bahkan gelap total. Alat – alat dissecting set yang digunakan harus disterilisasikan dengan alkohol 90% dan dilewatkan dengan api. Alat – alat yang digunakan harus dipastikan benar – benar steril.  Ruangan dan Laminar air flow cabinet juga harus disterilisasikan juga agar terbebas dari kontaminasi. Cara kerja dalam mengkulturkan eksplan harus menggunakan teknik yang aseptik, sehingga bahan ekspan yang dikulturkan benar – benar steril tanpa adanya kontaminasi (Hendaryono dan Wijayani 1994).
Sterilisasi bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme yang diduga dapat mengkontaminasi ekspalan yang dikulturkan sehingga eksplan dapat tumbuh dengan baik di dalam media (Thompson 2003).

Tujuan
Percobaan ini bertujuan melihat dan membandingkan proses sterilisasi ekplan yang efektif pada daun keladi merah dan batang geranium.

Metode
Bahan tanaman yang digunakan daun keladi merah, batang geranium, Dithane – M95, agrept, bayclin, alkohol 70%, media ¼ MS dan detergen. Alat – alat yang digunakn dalam praktikum ini adalah botol kultur,  alat – alatdissecting set, dan laminar air flow cabinet.
Daun keladi merah dan geranium dicuci dengan detergen selama lima menit, kemudian dipotong menjadi dua bagaian dan batang geranium dipotong dari tangkai dan daun. Kedua bahan tersebut dimasukan ke Dithane M – 95 1gram/500 ml dan 1 agrept 1gram/500 ml, dikocok selama 20 menit dan dibilas dengan air keran. Kemudian, dimasukan ke alkohol 70% untuk keladi 30 detik dan geranium 60 detik. Proses selanjutnya adalah dimasukan ke dalam bayclin 10% 10M, Bayclin 5% selama lima meit, dibilas dengan aquades steril tiga kali, dan ditanam di media ¼ MS. Amatilah pertumbuhannya sampai minggu keempat.

Hasil Pengamatan







Adit keladi                             dian keladi                             Puspa geranium

Risa keladi                             zul geranium                       risa geranium kontam 
Pembahasan
            Menurut Srilestari 2005 faktor-faktor yang mempengaruhi teknik kultur jaringan yaitu vitamin yang mempengaruhi keberhasilan secara in vitro dan cara modifikasi sukrosa pada media karena sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber energi dan untuk keseimbangan tekanan osmotik media. Selain itu, faktor yang mempengaruhi teknik kultur jaringan yaitu bahan tanaman atau eksplan yang digunakan untuk perbanyakan. Hal yang harus diperhatikan dalam eksplan yaitu umur eksplan, genotipe/varietas, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina) (Srilestari 2005). Faktor yang lain yaitu keadaan lingkungan. Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi pH, temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur (Sriyanti 2000).
Dalam teknik kultur jaringan, sterilisasi sangat penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan eksplan yang diinginkan. Bahan yang digunakan dalam proses sterilisasi biasanya alkohol 95% dan 70% yang digunakan untuk mensterilisasi alat-alat diseksi, dan detergen yang digunakan untuk membunuh mikroba pada saat pencucian bahan tanaman atau eksplan. Senyawa lain yang digunakan untuk sterilisasi permukaan adalah merkuri klorida (0,1-1%), perak nitrat (1%), air brom (1-2%), H2O2 (10-12%), dll tergantung pada sumber dan jenis bahan tanaman atau eksplan (Srilestari 2005). Dalam proses penanaman eksplan sering terjadi kontaminasi dapat berasal dari internal dan ekternal. Sumber kontaminasi internal biasanya berasal dari eksplan dan media yang yang digunakan untuk pertumbuhan eksplan tersebut. Pada media dapat dicirikan dengan adanya koloni-koloni pada permukaan media yang berwarna keabuan, kehitaman, dan ada warna merah muda. Kontaminasi eksternal dapat terjadi pada saat proses penanaman eksplan yang kurang baik atau lingkungan tumbuh kultur (Buchory dan Karjadi 2007).
                Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, eksplan yang ditanam ada yang terkontaminasi dan ada tidak terkontaminasi. Tanaman yang tidak terkontaminasi dapat dicirikan tidak adanya pertumbuhan  di media atau pun pada tanaman tersebut, sedangkan yang terkontaminasi terdapat koloni bakteri berwarna keabuan yang tumbuh pada media dan sekitar eksplan yang ditanam. Selain itu, kontaminasi juga disebabkan adanya cendawan yang mengakibatkan tanaman kering kehitaman. Kontaminasi yang terjadi berasal dari proses penanaman eksplan pada media yang kurang baik.
Simpulan
            Berdasarkan hasil yang diperoleh, eksplan pada media ada yang terkontaminasi dan ada yang tidak terkontaminasi. Eksplan yang terkontaminasi disebabkan oleh bakteri dan cendawan yang terdapat pada media dan tanaman eksplan.
Daftar Pustaka
Diana arisanti .2004.Efektivitas Sterilisasi Menggunakan Sinar Ultraviolet
terhadap Penurunan Angka Kuman Udara di Ruang Operasi IBS RSUD Tugurejo semarang. [skiripsi] Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponogoro.
Hendaryono DPS, Wijayani A. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Thompson S. 2003.  Formulasi Steril . Yogyakarta: Andi Pradhika.
Srilestari R. 2005.  Induksi Embrio Somatik Kacang Tanah pada Berbagai Macam Vitamin dan Sukrosa. Ilmu Pertanian. Vol. 12 (1): 43-50
Buchory dan Karjadi. 2007. Pengaruh NAA dan BAP terhadap Pertumbuhan Jaringan Meristem Bawang Putih pada Media B5. J Hort. 17(3):217-223
Sriyanti D P. 2000. Pelestarian Tanaman Nilam (Pogostemon heyneanus Benth.) Melalui Kultur Mikrostek. Biosmart. Vol. 2(2): 21-25

Sabtu, 23 Maret 2013

perilaku konsumen

1. bagaimana cara produsen mengiklankan produk mereka ke konsumen, karena seperti kita ketahui kebudayaan diantara mereka berbeda. apakan produsen harus fokus hanya pada satu budaya saja?
2. dalam hal makanan halal, kadangkala konsumen tidak ingin membeli makanan dari luar negeri dengan adanya ketakutan penipuan padahal dalam kemasan tersebut ada label halal. bagaimana produsen meyakinkan sikap konsumen tersebut?
3. dalam menentukan kelas sosial dari seseorang bisa dilihat dari pendidikan orang tersebut, jika ada orang sukses dan mempunyai harta benda yang melimpah tetapi pendidikannya rendah (misal hanya tamat SMP saja). bagaimana cara menentukan kelas sosial orang tersebut?

Sabtu, 23 Februari 2013

Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen Consumer Behavior Class IKK 231 2013

Dian Ardianingsih
Undergarduate Student Majoring in Biologi Dept of Biologi, Faculty of Mathemathics and Natural Science
Bogor Agricultural University
Notes On Consumer Behavior Class IKK 231
Perilaku konsumen merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen dalam menggunakan barang dan jasa. Proses pengambilan keputusan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kegiatan produksi yang dilakukan oleh produsen, perbedaan individu  konsumen dan faktor lingkungan konsumen. Perbedaan individu diantaranya motivasi akan suatu kebutuhan, kepribadian yang berbeda antar individu, konsep diri, pengetahuan dan informasi yang diperoleh. selain itu faktor lingkungan yang mempengaruhi diantaranya budaya, keluarga, teknologi, kelompok, situasi dan lingkungan, serta karakteristik sosial dan ekonomi. Dengan adanya faktor-faktor tersebut akan memberikan pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen maupun strategi pemasaran yang dilakukan oleh produsen. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan diantaranya yaitu
1. pengenalan kebutuhan, 
2. pencarian informasi mengenai kebutuhan yang diinginkan,
3. membandingkan berbagai pilihan,
4. pembelian kebutuhan yang diinginkan,
5. konsumsi, dan
6. kepuasan atas barang atau jasa.
Based on Based on Consumer Behavior Text Book by Ujang Sumarwan 
Picture1Picture2
Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.
Lecturers of Consumer Behavior Class Semester  Feb – May  2013
ž  Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSC (www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id)
Dr. Ir Lilik Noor Yuliati
ž  Ir. Retnaningsih, MS
ž  Megawati Simanjuntak, SP, MS
Department of Family and Consumer Sciences
College of Human Ecology
Bogor Agricultural University