Teknik
sterilisasi dalam kultur jaringan adalah
suatu proses perlakuan terhadap bahan eksplan atau barang dimana pada akhir
proses tidak terdapat mikroorganisme pada bahan atau barang tersebut(Diana 2004).Sterilisasi
dilakukan terhadap bahan eksplan, alat – alatdissecting set, ruangan, laminar air flow, dan orang yang bekerja
dengan kultur jaringan.Jenis – jenis sterilisasi yaitu: (1).Sterilisasi eksplan
secara mekanik, digunakan untuk eksplan yang keras atau berdaging dengan cara
melewatkan eksplan tersebut di atas lampu spiritus sebanyak tiga kali. Eksplan
keras yang disterilisasi dengan cara ini antara lain adalah tebu, biji salak,
bung, buah anggrek, kapulaga dan sebagainya. Sedangkan ekplan yang berdaging
misalnya wortel, umbi, bawang pulith dan lain – lain. (2). Sterilisasi secara
kimiawi, digunakan untuk eksplan yang
lunak (jaringan muda) seperti daun, tangkai daun, anther dan sebagainnya (Hendaryono& Wijayani1994).
Hal
– hal yang harus diperhatikan dalam sterilisasi eksplan ialah kondisi bahan
eksplan, kondisi lingkungan (suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya), alat – alat dissecting set, keadaan ruangan, kondisi
laminar air flow, cara kerja
seseorang dalam mengkulturkan eksplan. Kondisi bahan eksplan yang digunakan
diambil dari tanaman yang sehat tidak mengalami kotaminasi, berasal dari
jaringan yang masih muda (jaringan yang sel – selnya bersifat meristematik).
Kondisi lingkungan yang mendukung seperti, kelembaban yang optimum tidak
terlalu tinggi maupun rendah. Kelembaban
yang terlalu rendah meyebabkan eksplan mudah terkontaminasi, dan kelembaban
yang telalu tinggi membuat media cepat
mengering. Suhu yang dibutuhkan sekitar
250C untuk menyimpan eksplan.
Pencahayaan umumnya membutuhkan intensitas 800 – 3000 lux untuk kondisi bercahaya atau
bahkan gelap total. Alat – alat dissecting
set yang digunakan harus disterilisasikan dengan alkohol 90% dan dilewatkan
dengan api. Alat – alat yang digunakan harus dipastikan benar – benar steril. Ruangan dan Laminar air flow cabinet juga harus disterilisasikan juga agar
terbebas dari kontaminasi. Cara kerja dalam mengkulturkan eksplan harus
menggunakan teknik yang aseptik, sehingga bahan ekspan yang dikulturkan benar –
benar steril tanpa adanya kontaminasi (Hendaryono dan Wijayani 1994).
Sterilisasi
bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme yang diduga dapat mengkontaminasi
ekspalan yang dikulturkan sehingga eksplan dapat tumbuh dengan baik di dalam
media (Thompson 2003).
Tujuan
Percobaan
ini bertujuan melihat dan membandingkan proses sterilisasi ekplan yang efektif
pada daun keladi merah dan batang geranium.
Metode
Bahan
tanaman yang digunakan daun keladi merah, batang geranium, Dithane – M95,
agrept, bayclin, alkohol 70%, media ¼ MS dan detergen. Alat – alat yang
digunakn dalam praktikum ini adalah botol kultur, alat – alatdissecting set, dan laminar
air flow cabinet.
Daun
keladi merah dan geranium dicuci dengan detergen selama lima menit, kemudian
dipotong menjadi dua bagaian dan batang geranium dipotong dari tangkai dan
daun. Kedua bahan tersebut dimasukan ke Dithane M – 95 1gram/500 ml dan 1
agrept 1gram/500 ml, dikocok selama 20 menit dan dibilas dengan air keran.
Kemudian, dimasukan ke alkohol 70% untuk keladi 30 detik dan geranium 60 detik.
Proses selanjutnya adalah dimasukan ke dalam bayclin 10% 10M, Bayclin 5% selama
lima meit, dibilas dengan aquades steril tiga kali, dan ditanam di media ¼ MS.
Amatilah pertumbuhannya sampai minggu keempat.
Hasil Pengamatan
Adit
keladi dian
keladi Puspa geranium
Risa
keladi zul
geranium risa geranium kontam
Pembahasan
Menurut Srilestari 2005
faktor-faktor yang mempengaruhi teknik kultur jaringan yaitu vitamin yang
mempengaruhi keberhasilan secara in vitro dan cara modifikasi sukrosa
pada media karena sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber energi dan untuk
keseimbangan tekanan osmotik media. Selain itu, faktor yang mempengaruhi teknik
kultur jaringan yaitu bahan tanaman atau eksplan yang digunakan untuk
perbanyakan. Hal yang harus diperhatikan dalam eksplan yaitu umur eksplan, genotipe/varietas, letak pada cabang, dan seks
(jantan/betina) (Srilestari 2005). Faktor yang lain
yaitu keadaan lingkungan. Lingkungan
tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi pH, temperatur,
panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah
kultur
(Sriyanti 2000).
Dalam
teknik kultur jaringan, sterilisasi sangat penting untuk diperhatikan karena
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan eksplan yang diinginkan. Bahan yang digunakan
dalam proses sterilisasi biasanya alkohol 95% dan 70% yang digunakan untuk
mensterilisasi alat-alat diseksi, dan detergen yang digunakan untuk membunuh
mikroba pada saat pencucian bahan tanaman atau eksplan. Senyawa lain yang
digunakan untuk sterilisasi permukaan adalah merkuri klorida (0,1-1%), perak
nitrat (1%), air brom (1-2%), H2O2 (10-12%), dll tergantung pada sumber dan jenis
bahan tanaman atau eksplan (Srilestari 2005). Dalam proses penanaman eksplan
sering terjadi kontaminasi dapat berasal dari internal dan ekternal. Sumber
kontaminasi internal biasanya berasal dari eksplan dan media yang yang
digunakan untuk pertumbuhan eksplan tersebut. Pada media dapat dicirikan dengan
adanya koloni-koloni pada permukaan media yang berwarna keabuan, kehitaman, dan
ada warna merah muda. Kontaminasi eksternal dapat terjadi pada saat proses
penanaman eksplan yang kurang baik atau lingkungan tumbuh kultur (Buchory dan
Karjadi 2007).
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, eksplan yang
ditanam ada yang terkontaminasi dan ada tidak terkontaminasi. Tanaman yang
tidak terkontaminasi dapat dicirikan tidak adanya pertumbuhan di media atau pun pada tanaman tersebut,
sedangkan yang terkontaminasi terdapat koloni bakteri berwarna keabuan yang
tumbuh pada media dan sekitar eksplan yang ditanam. Selain itu, kontaminasi
juga disebabkan adanya cendawan yang mengakibatkan tanaman kering kehitaman.
Kontaminasi yang terjadi berasal dari proses penanaman eksplan pada media yang
kurang baik.
Simpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh,
eksplan pada media ada yang terkontaminasi dan ada yang tidak terkontaminasi.
Eksplan yang terkontaminasi disebabkan oleh bakteri dan cendawan yang terdapat
pada media dan tanaman eksplan.
Daftar
Pustaka
Diana
arisanti .2004.Efektivitas Sterilisasi Menggunakan Sinar Ultraviolet
terhadap
Penurunan Angka Kuman Udara di Ruang Operasi IBS RSUD Tugurejo semarang.
[skiripsi] Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponogoro.
Hendaryono DPS, Wijayani A. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Thompson S. 2003. Formulasi Steril .
Yogyakarta: Andi Pradhika.
Srilestari R. 2005. Induksi Embrio Somatik Kacang Tanah pada
Berbagai Macam Vitamin dan Sukrosa. Ilmu
Pertanian. Vol. 12 (1): 43-50
Buchory dan Karjadi. 2007. Pengaruh NAA dan BAP terhadap
Pertumbuhan Jaringan Meristem Bawang Putih pada Media B5. J Hort. 17(3):217-223
Sriyanti D P. 2000. Pelestarian Tanaman Nilam (Pogostemon heyneanus Benth.) Melalui
Kultur Mikrostek. Biosmart. Vol.
2(2): 21-25